BUNGA RAMPAI PUISI ULTAH UNTUK FRAN HY

on Rabu, 19 Mei 2010
DUA ANGSA DI KEPALA [oleh: Windy Aurora Senja]


: Fran HY

Sedari subuh kutunggui dedaunan yang menggigil di depan rumah. Mengering. Embun terhisap senyum ramah ; mentari menyembul di sebalik bukit. Menawarkan hidup yang bergairah. Alur waktu terus memutar jalur. ; berjentera, enggan berbalik mundur. Musim menagih janji semai. Dari kuncup menuai kelopak ranum. Hijau daun perlahan menguning. Mengisyaratkan umur kian udzur. Sebelum tanggal dari reranting, ingin kutuliskan sajak diatasnya terlebih dahulu.

Berkisah tentang senja dan dua angsa di kepala.

; senja

Menjadi labuh raga rapuh, berkeluh kesah akan lelah sesiangan. Para ksatria melepas gendewa dari pundaknya. Sejenak selonjorkan kaki di atas pepasir. Menjemput senja diselingi angin berdesir. Mematahkan pucuk ranting cemara. "senja selalu berharga untuk di nanti" Seperti menunggu kekasih bergaun putih. Menyimpulkan senyum di bibir merah jambunya. Menanti ulur dari tangan ksatria. Serupa sosokmu ; jejaka ranggi.

Yang kini tumbuh dua angsa di kepala. Dewasa tak selalu ditandai seberapa banyak angsa yang membiak di sana. Mereka hanya sebagai simbol atas angka yang tertera. Tutur ramahmu menakhlukan leher angsa-angsa itu. Menunduk. Takjub dengan caramu meramu laku hidup. Berkisar dari petualangan kembara. Kaki-kaki gagahmu menopang badai jentaka. Meloncati curam tebing di sela perjalanan. Ngarai memekik ramai, menggoda genit langkah yang hendak pamit.

Senja mulai beringsut manja di punggung bukit. Mengajak jejak beranjak. Malam menyeret tubuhmu pulang. "untuk hari ini, tibalah di rumah lebih awal!" Agar bisa kusisir rambutmu yang ikal. Memilah tempat tumbuhnya dua angsa di kepala. Biar kepak sayap mereka putih kemala. Terguyur oleh air telaga. Kemudian, akan kutancapkan pijar lilin di atas tanduk mereka. Menjelma hablur binar mata angsa. Sinau yang terpancar menyepuh usia. Mengulang detik pertama saat nafas penuhi rongga. Wujud roh pada raga. ; manusia. Telah genap rupanya, dua angsa berjejer di kepala. Paruh kuningnya mengelumitkan lirih bahasa"selamat mengulang hari lahirmu, kawan. Hibahkan senyummu dengan ikhlas, kelak akan kau capai puas"




Teruntuk Franly-ku yang berulang tahun
"semoga bekalmu kian matang
terunduh dari tungku harapan
setelah menanak mimpi dari jelaga semalam"


w.a.s 1005'10



SEBATANG LILIN DAN SEBOTOL KATA [oleh: Noval Jubbek]


: Fran HY

nyala
kan

lilin

se
bel

um

ro
k

ok
mu!

reguk tarian soda kata, dari dalam mata kita.


selamat ulang tahun saudaraku, Fran

10 Mei 2010 jam 18:22



JIKA KAMU INGIN MENJADI...(2 KEINGINAN) [oleh: Arther Panther Olii]


: Fran HY*


/1/
NINJA

adalah kehampaan yang menyapa pekat malam. tak dekat tak lekat ruang cahaya tuk leluasanya
kau sabetkan samurai rindumu. mana ada ketajaman jika kejam itu merajam dalam dendam yang
tak mau padam di rentang asmara yang retak oleh lara ?

o, lepaskan saja topengmu dan pudarkan asap kabut khilaf di sepanjang tiupan arah angin
kehidupan barumu. ambisi : kau jadikan ingatan yang selalu berbisik dalam pudar
bayang bayang. dan asa terakhir ; mengelupasalah di ekor cahaya yang menanti keinsafan
insan yang lebih mencinta damai daripada perang.


/2/
BATMAN

merupakan kedekatan kelam pada kekeliruan malam menyambut subuh yang teduh. dikiranya akan bergelantungan mimpi mimpi ; dikhayalkannya akan bergelayut harapan harapan. tapi siulan sang kelelawar selalu tentang kematian. dan itu artinya kau harus bangun.

ah, selanjutnya dalam gigil embun yang subur merimbun di pucuk galaumu, kau akan berjalan
di arah yang entah yang bakal lebih sesat. dan ini bukanlah siasat malam. hanya perlu kau
tumbuhkan kesadaran bahwa saat embun terakhir benar benar beku, kau sudah mampu
kepakkan sayap tobatmu menuju berantah yang menolak renta.


Gorontalo, 10052010.



ANTARA FRAN HY DAN PEMILU [oleh: Kang Arief]


Kuperiksa jeli berlipat surat suara
yang didalamnya terselip sajakmu
lekat lekat,sayangku mengusap
detail kuamat,hingga kepucuk ikalmu yang berkeluk

Kukunci wajahmu dibilik sembunyi
tak hendak kupersandingkan
karena kau unik,
dengan madah swarnadipamu

Bungsu,kubahasakan rindu
bersama ledakan mesra yang kulempar
didindingmu
perlahan kian kurasuki hidup
dengan contreng hangat,pada lembar kata pilihan kita

maaf saudaraku

Napas tua ini datang terlambat
terkendala distribusi otak yang merayap
tapi pasti, kusimpan rapat namamu dalam kotak hati
agar tak terusik hujan dan badai lintar sekalipun

Doaku :
Panjang napas dan bersinarlah selalu
bersama pilihan pilihanmu


Ngawi, 11 Mei 2010
Bungsu,met milad ya dan terus meroket (tiup lilinnya)



TENTANG DUNIA, KEHIDUPAN, KITA, DAN KAU, SAUDARAKU... [oleh: Yazid Musyafa]


: Kepada saudaraku Fran HY

I. Tentang Dunia

Sepertinya kita bermabuk pada pada keindahan hidup, saudaraku. Sedang Dunia ini pusing pada kontes warna, menanggung keras pukulan perusak yang ombak. Dalam portalnya, dunia ini tak muda lagi, dimakan usia yang semakin tak karuan, mungkin menuju akhir. Pun telah kita lihat dunia ini melahirkan robot-robot tiada nurani, kehilangan hati, di antara tinggi menjuntainya gedung bercermin angkuh, jalan beraspal serakah, rumah beratap dusta dan hutan tak berambut.

Namun dunia adalah dunia, kita adalah kita, bukan? Dunia pada kehidupannya, dan kita pada kehidupan kita. Maka biar kuceritakan sedikit padamu tentang kehidupan, kita dan kau, sahabat.


II. Tentang Kehidupan

Kehidupan adalah laut, telah pasang surut dan aliran. Hari-hari hanyalah ulangan cerita yang cemas, bintang-bintang luruh sebagai kapas; berpendar, lalu lepas. Ini adalah dunia yang terbangun, kedirian yang soliter. Diserap,sebuah laut tertutup dalam setetes; Hal bersinar dalam cahaya dan dalam kegelapan. Fajar hidup di balik itu. Selamanya, sebelum. Tidaklah ini memiliki batas-batas sebelumnya, tiada batas-batas belakang, mengapung di sungai waktu. Dan ini adalah rahasia keberadaannya. Ini adalah sinar bulan, percikan di batu itu berwarna warna itu sendiri, meski diresapi warna. Lihatlah, pada pada keajaiban yang ditimpa musim semi: Sungai itu, di ketinggian bukit, hijau daun dan tarian musik sendiri.

Dalam hati, setiap atom adalah denyut nadi kehidupan, memanifestasikan dirinya dalam tubuh.
Tidak ada kekhawatiran dengan kalkulus ruang. Karena bukit adalah butiran pasir. Perjalanan adalah awal dan akhir. Bunga bersemi dan menjatuhkan. Karena musim semi tak berlangsung selamanya.

III. Tentang Kita

Semua tentang kita larut dalam sungai waktu, sebuah rantai siang dan malam. Bentang jutaan gigabyte antara kita, serta waktu yang memisahkan kita tak menghalangi kebersamaan kita, untuk mabuk pada arak yang bernama puisi, tawa, canda dan sahabat:

Kita memabuk pada pohon kehidupan, menengguknya menuju keabadian nafas. Kita pun mabuk dengan anggur yang mencerahkan hidup, anggur yang mencandu dunia kita, anggur yang mengalir merdu dalam kotak musik hidup yang kekal, anggur yang mengungkapkan rahasia keabadian itu; Menyingkap rahasia. Karena kita memang bersajak bagi lapar yang abadi.

Sebagai api memekatkan gelombang asap, kita menyentuh hati untuk itu. Dalam gerak, dan tidak bergerak. Pun tetap dalam kesendirian yang bersama. lalu apakah surut aliran nafas kita? Tidak, bukan? Aliran nafas ini seperti pedang, sahabat. Kedirian adalah ketajamannya, kedirian adalah rahasia kehidupan. Ada, tiada jauh dari aku, kau dan mereka: Cerah. Karena cerah adalah yang terlihat dalam bias senyum bintang-bintang dan kilau mutiara dalam diri kita.Sepertinya surga kita ada di dalam kornea mata-Nya.

IV. Tentang Kau

Tentangmu, sahabat: Sepertinya rona warna ceria memoles lekuk wajahmu. Sama seperti benang-benang tawa canda dan ceria yang kau ulurkan pada sebilah tangan sederhana. Lalu kau terbangkan layang-layang rasa itu dibuai angin warna, menembus cakrawala kesendirian, melintasi pelangi harapan. Maka aku pun hanya ingin kau tahu, sahabat: "Itu indah..."

Tiada kau dan aku rasa, rupanya kapal hidupmu telah melewati lautan yang ke-22, setelah melayari riak nyanyian ombak. Maka pada pelangi harapan yang kau tiup, tinggal abu dalam batin yang takkan membatu: Karena yakinku kau kan melayang lebih tinggi, pada cakrawala visi akan yang kau kibaskan dalam kepak sayap-sayapmu. Melingkungi tempat padang hijau itu, sahabat...


Tegal, 120510 : 19.18

0 sahutan: