PADA HENING RINDU

on Minggu, 11 April 2010
Rona puncak senja merebah di antara kita
Biaskan semburat jingga pada kursi pelangi
Kita bersandar di bawah rindang akasia
Menjemput hening dalam hati

Sapa bayu membuai kenangan kita
Melemas cemas pada pudar bayang-bayang
Kita hitung senyum gugur daun akasia
Rindu tetap menyibak pandang

Perlahan senja memudar
Kita balutkan rindu pada angin yang melintas
Melagukannya pada kedalaman tatap
Dimana hening kita berakar

Malam menjemput tanpa bawa kelam
Kita gegas rumuskan suatu gugusan rindu
Meredam gundah, mencipta nada
Mewujud rerupa nuansa di sisa-sisa asa
Saat kau atau mungkin aku
Memandang mataku atau matamu

Sayap-sayap hening lembut mengepak
Menganyam seribu rahasia diantara kita
Yang masih belum jua terungkap mata
Bilurkan getar-getar rasa
Ketika kau atau bila aku
Membaca hening di relung hati terdalam

Gulir malam kian buaikan hening
Kita terbius aroma penantian
Tenggelam, lesap bersama bunyi gugurnya dedaun
Irama degup-degup jantung terus teduh mengalun
Kala kau atau niscaya aku ;
Akhirnya memahami isyarat dari dua pasang bola mata

Sahabat, aku bukan mentari yang biasa menerangi
Namun aku terbakar jika kau disentuh api

Pun aku sahabat, yang bukan purnama di gelap malam
Namaku purna andai bayangmu terdera kelam


Tegal-Gorontalo-Palembang, 08042010

Puisi Kolaborasi 3 Sahabat: Yazid Musyafa, Arther Panther Olii, dan Fran HY

0 sahutan: